BIMTEK ASESMEN NASIONAL

 Hari Pertama

PGRI Smart Learning and Character Center (PSLCC) Salatiga bekerjasama dengan Dinas Pendidikan menggelar Bimtek Asesmen Nasional secara daring. Kegiatan yang diikuti oleh 460 peserta ini diagendakan akan dilaksanakan selama empat kali pertemuan. Kegiatan yang dimulai pada hari Rabu, 10 Pebruari 2021 ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Salatiga, Yuni Ambarwati, S. H.

 Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan memberi apresiasi kepada PGRI Salatiga yang kembali memprakarsai kegiatan pengembangan diri bagi pendidik di lingkungan Kota Salatiga dan sekitarnya ini. Dinas Pendidikan juga berkomitmen untuk terus mendukung dan memfasilitasi kegiatan serupa. Salah satunya diwujudkan dengan fasilitas Zoom Meeting yang dipakai dalam kegiatan ini.

 Berkaitan dengan materi BIMTEK Asesmen Nasional ini, Yuni Ambarwati, S. H. mendorong kepala sekolah dan para guru untuk memanfaatkan penundaan kegiatan Asesmen Nasional sebagai sebuah peluang untuk memperdalam pemahaman konsep, konten dan prosedurnya. Sejalan dengan hal ini, Dinas Pendidikan merencanakan kegiatan simulasi Asesmen Nasional bagi semua satuan pendidikan tingkat dasar, SD dan SMP.

 Papa kesempatan yang sama, Dra. Yuliati Eko Atmodjo, M. Pd., Wakil Ketua PGRI Kota Salatiga dalam sambutannya memberikan apresiasi bagi panitia dalam kegiatan ini. Beliau juga mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh Dinas Pendidikan Kota Salatiga.

 Konsep Asesmen Nasional yang menjadi agenda pertemuan pertama dipaparkan oleh Dr. Katarina Herwanti, M. Pd., guru SMA Negeri 1 Salatiga yang sekaligus menjadi Ketua PLSCC Salatiga. Dalam penuturannya, Asesmen Nasional dilatarbelakangi oleh konstannya nilai PISA Indonesia yang tidak berkembang ke arah yang lebih baik beberapa tahun terakhir. Sedangkan tujuan pelaksanaan Asesmen Nasional adalah untuk mendapatkan informasi untuk memantau perkembangan mutu dan kesenjangan antar bagian dalam sistem pendidikan, menunjukkan apa yang menjadi tujuan utama sekolah (pengembangan kompetensi dan karakter siswa) serta untuk memberi gambaran tentang karakteristik esensial sekolah yang efektif guna mencapai tujuan tersebut. Dr. Katarina juga menginformasikan perbedaan antara Asesmen Nasional dan Ujian Nasional. Informasi ini diharapkan dapat meluruskan kesimpangsiuran pandangan bahwa AN adalah pengganti UN.

 Selanjutnya, Teknis Pelaksanaan Asesmen Nasional (AN) disampaikan oleh Mudjiati, M. Pd., Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Salatiga. Komponen AN adalah Asesmen Kompetensi Minimum atau AKM (literasi dan numerasi), Survei Karakter (aspek terpilih dari enam profil Pelajar Pancasila) dan Survei Lingkungan Belajar (aspek terpilih dari model sekolah efektif). AKM dan Survei Karakter melibatkan siswa kelas 5, 8 dan 11, sedangkan Survei Lingkungan Belajar melibatkan siswa, guru dan kepala sekolah.

 Bentuk dan konten soal yang jauh lebih kompleks daripada Ujian Nasional yang selama berlangsung menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi para guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Asesmen Nasional memang menjadi tanggung jawab bersama dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

 Dalam sesi tanya jawab yang dipandu oleh Waskitho Asmara Adi, M. Pd., ada dua point menarik yang muncul. Pertama, AN sangat berkaitan dengan kurikulum, terkhusus dalam standar proses. Kedua, dalam menghadapi AN, kualitas KMB dan sarana prasarana hendaknya ada intervensi baik dari pemerintah daerah maupun secara nasional (Rat)